Sabtu, 31 Oktober 2015

AIR LEDENG



Oleh
Y. Setiyo Hadi

asalmuasalkata.blogspot.com

Di perkotaan seperti Jakarta, Bandung maupun Surabaya, masyarakatnya akrab dengan minum Air Ledeng. Mereka para penduduk kota mengandalkan ketersediaan air bersih dari saluran-saluran pipa yang dikelola Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM)
Istilah Air Ledeng akrab dalam pembicaraan dan telinga masyarakat kota. Beda dengan masyarakaat pedesaan yang mengandalkan air sungai dan air sumur, kalaupun istilah air ledeng masuk di pedesaan merupakan pengaruh kota untuk menyebutkan air yang disalurkan melalui pipa-pipa ledeng.

Dirunut dari asal muasal kata air ledeng kita harus melalui “lorong waktu” sampai pada zaman colonial Hindia Belanda. Pada tahun 1853 warga Belanda harus mendapatkan pasokan air dari usahanya sendiri. Air untuk berbagai keperluan perawatan fisik, pekerjaan rumah tangga, persiapan makan dan minum, warga Belanda masih menggunakan air hujan di tamping dalam bak, menggunakan sumur yang digali sendiri. Sedangkan untuk membersihkan trotoar dan jalan menggunakan air kanal / sungai.

Antara tahun 1851 – 1853 pasokan air minum melalui saluran pipa yang disebut sebagai waterleiding untuk Kota Amsterdam menjadi pusa pertama di Belanda. Saluran air yang disebut juga waterleiding berkembang di Negeri Belanda dan dijadikan contoh dikembangkan di negeri jajahan seperti Hindia Belanda (Indonesia saat ini).

Water leiding mengacu pada berbagai kegiatan dan bangunan yang berkaitan dengan penyaluran air, baik itu bangunan tower air yang disebut juga water toren serta saluran pipa yang mengalirkan ke pelanggan serta bangunan pendukung lainnya. Pada masa Kolonial Hindia Belanda pada tahun 1920-an perusahaan air minum di kenal sebagai Water Leiding, selanjutnya pada masa Pendudukan Jepang disebut sebagai Suido Syo, dan kemudian pada masa Kemerdekaan Republik Indonesia dikenal sebagai Perusahaan Air Minum Daerah atau yang disingkat dengan PDAM.

Kata Water Leiding ini kemudian diadopsi masyarakat perkotaan di Indonesia dengan istilah Air Ledeng. Sehingga air ledeng mengacu pada air yang disalurkan melalui pipa-pipa yang dilakukan oleh perusahaan air minum. Demikianlah asal muasal kata Air Ledeng tersebut terjadi.

(Y.S.H. Minggu, 1 November 2015)

Jumat, 16 Oktober 2015

PENGETAHUAN ANGKA ROMAWI


Angka Romawi adalah bilangan yang digunakan untuk penomoran yang digunakan pada jaman Romawi kuno dan masih banyak digunakan sampai saat ini untuk keperluan penomoran. Angka Romawi berbasis desimal. Simbol pada angka Romawi terdiri dari karakter dasar dan karakter kombinasi. Karakter dasar adalah karakter tunggal yang menyatakan suatu bilangan sedangkan karakter kombinasi adalah gabungan dari karakter dasar yang menyatakan satu bilangan. Masing-masing karakter dari angka Romawi merupakan huruf kapital pada alfabet modern.

Karakter dasar Angka Romawi terdiri dari I = 1, V = 5, X = 10, L = 50, C = 100, D = 500, M = 1000. Angka Romawi yang merupakan kombinasi karakter dasar antara lain II = 2, III = 3, IV = 4, VI = 6, VII = 7, VIII = 8, IX = 9, XI = 11, XII = 12, XIII = 13, dan lain sebagainya. Daftar angka Romawi dari 1 sampai 100 selengkapnya dapat dilihat pada tabel di atas.
Jumlah Karakter Angka Romawi
Jumlah karakter angka Romawi dalam satu bilangan sama dengan jumlah karakter Romawi setiap angka dalam bilangan tersebut. Angka Romawi tidak mendefinisikan angka nol. Posisi satuan, puluhan, ratusan, dsb tidak mempengaruhi jumlah karakter pada angka Romawi, artinya angka 2 (II), 20 (XX), 200 (CC), 2.000 (MM) dst memiliki jumlah karakter yang sama yaitu dua karakter. Contoh lainnya adalah sbb.
1. Angka 2003 terdiri dari 5 karakter yaitu MMIII (dua karakter angka 2.000 yaitu MM dan tiga karakter angka 3 yaitu III)
2. Angka 666 terdiri dari 6 karakter yaitu DCLXVI (dua karakter angka 600 yaitu DC, dua karakter untuk angka 60 yaitu LX, dan dua karakter untuk angka 6 yaitu VI).
3. Angka 1250 terdiri dari 4 karakter yaitu MCCL (satu karakter angka 1000 yaitu M, dua angka untuk angka 200 yaitu CC, dan satu karakter angka 50 yaitu L).
4. Angka 888 terdiri dari 12 karakter yaitu DCCCLXXXVIII (empat karakter untuk angka 800 yaitu DCCC, empat karakter untuk angka 80 yaitu LXXX, empat karakter untuk angka 8 yaitu VIII).
 
Cara Penulisan Angka Romawi
Langkah-langkah translasi angka desimal ke angka Romawi adalah sebagai berikut.
1. Tulis angka desimal yang akan diubah. Contohnya angka 1.989
2. Jabarkan angka desimal sebagai satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dst. Contohnya 1.989 = 1.000 + 900 + 80 + 9
3. Translasikan angka-angka tersebut dalam karakter angka Romawi. Contohnya 1.000 + 900 + 80 + 9 = M + CM + LXXX + IX
4. Gabungkan karakter angka romawi yang telah dijumlahkan sesuai urutan. Contohnya M + CM + LXXX + IX = MCMLXXXIX
 
Contoh Cara Penulisan Angka Romawi
Berikut beberapa contoh translasi angka desimal ke angka Romawi
1. Angka Romawi 78 = 70 + 8 = LXX + VIII = LXXVIII
2. Angka Romawi 876 = 800 + 70 + 6 = DCCC + LXX + VI = DCCCLXXVI
3. Angka Romawi 1234 = 1000 + 200 + 30 + 4 = M + CC + XXX + IV = MCCXXXIV
4. Angka Romawi 2014 = 2000 + 10 + 4 = MM + X + IV = MMXIV
5. Angka Romawi 2015 = 2000 + 10 + 5 = MM + X + V = MMXV
6. Angka Romawi 2016 = 2000 + 10 + 6 = MM + X + VI = MMXVI
 
Sumber: http://ukurandansatuan.blogspot.co.id/2014/08/tabel-angka-romawi-dan-cara-penulisan.html 

Kamis, 15 Oktober 2015

HIKAYAT KATA

asmuasalkata.blogspot.com (15 10 2015)
Kata merupakan susunan simbol dari rangkaian huruf yang mempunyai makna. Makna dari kata terlihat dari susunannya serta dari faktor pemaknaan pemakai dari kata tersebut.

Hadirnya kata tidak lepas dari para pemakainya, yaitu manusia. Manusia memberi makna dari berbagai simbol yang dimunculkannya, termasuk kata, untuk komunikasi antar manusia baik perseorangan maupun kelompok.

Kata memiliki cerita atau kisah atau hikayat dalam pemakaian dalam suatu lingkungan dan dalam suatu masa. Hikayat kata menjadi pokok dalam asal muasal kata ini.